v langkah kaki menyusuri tepi jalan,
sekejap terlintas dari kejauhan wajah yang biasa,dan tak memperdulikan tatapan mata itu.
v sedikitpun tak ada rasa,tiba-tiba dia
menghampiriku sambil tersenyum dia berkata"kamu kan, adik temanku?"
"ya, kakakku yang biasa duduk bersama
teman-temannya termasuk kamu kan!" dengan jawaban yang biasa. tidak pernah
mengharapkan ada kelanjutan dari jawaban yang
diberikan.
kaki terus menapaki tepi jalan menuju gang kecil menuju rumah
nenekku,namun kakiku berhenti di depan mulut gang.
"sedang menunggu jemputan bapak ya?"suara terdengar sambil
tersenyum mata itu menatap dengan penuh arti.
"ya!"hanya jawaban itu yang keluar dari bibirku, sambil berlalu aku berjalan menuju jalan raya." boleh kutemani sampai bapakmu datang?" ucapnya.. ah, langkah itu sepertinya tak mau berhenti mengikutiku. Ucapku dalam hati
"iya
boleh saja,asal jangan ada yang marah nantinya bila melihat kita berjalan
berdua!!" mulai membuka hati untuk bersikap baik padanya.banyak pertanyaan
keluar dari bibirnya,sampai tentang hubunganku dengan orang – orang
istimewa di hati.
menyukai
seseorang bagiku tidak mudah, termasuk orang yang introvert. selalu melihat
diriku terlalu banyak kekurangan, dan tt orang lain mengetahui kekuranganku.
sepanjang
malam itu melihat mata yang teduh dan
hangat,itu juga terlihat dari cara dia berbicara. tersentak, sedikit kaget
ternyata ungkapan itu membuat tak
percaya,"jangan pernah
bercanda bang,kamu adalah teman dari kakakku, apa yang kau ingin dariku?"
"ada apa
dengan dirimu? dan kenapa kalau adalah
teman kakakmu?salah??sudah lama
menyukaimu,dengan banyak pertimbangan bahwa kau adalah adik dari
temanku.malam ini adalah waktunya ungkapkan
semua ini," hampir tidak bisa mengangkat wajah menatap sepasang mata yang
sedang menatapku.
tiba-tiba mulai merasa sangat dingin,sedikit bingung
dan banyak pertanyaan melintas di otakku.bibir ini terkatup tak memberi
jawaban.
"itu
bapakmu sudah datang,tapi tolong jangan lupa dengan pertanyaan ini!!"
besok mengharapkan jawabannya."
walaupun
pulang bersama-sama diantar bapakku,di samping bapak yang sedang menyetir terdiam tak banyak bicara. hanya mengutip
pembicaraan dia dan kakak yang duduk di belakang.
bukan perempuan yang mudah menyukai orang dalam
hitungan hari apalagi jam.
Sampai dirumah jam 00.30 wit,terasa sangat lelah sepanjang
malam ini,masuk kamar, langsung
merebahkan tubuh dan tertidur
aktifitas yang sama di keesokkan harinya,pergi ke sekolah,bergaul dengan
teman-teman sekolah.tidak terlalu
fikirkan hal yang terjadi semalam,seperti biasa berjalan pulang lewati tepian jalan, mengharapkan tidak bertemu dia.
dengan sedikit mempercepat langkah agar
tidak lagi bertemu dia,tiba –tiba tanganku ada yang memegang. dia,ya! dia
sudah berada tepat didepan wajah ini.
“kau
belum menjawab pertanyaan semalam? Apa
sudah bisa dapat jawabannya sekarang?”
“maaf
abang,bisa kasih waktu sampai
siap?jawabku, belum begitu
mengenal pribadimu!”bisik hati kecil ku.
“baiklah tunggu sampai kamu siap”,sambil menunduk asyik memainkan jemari tanganku.kenapa
matanya masih memandangi ? mulai merasa ada yang lain dengan semua ini.malam
terasa lambat.entah apa yang ada dalam batin ini,seperti bercampur aduk.tiba-tiba
sahabatku berjalan mendekati dan
dia.sembari bertanya” Nin,belum pulang?ada urusan apa si abang ini? Kok tumben
dia berduaan sama kamu?”
Melihat
sahabatku,senyumanku mengembang di bibir “oh,lagi tunggu bapakku ,katanya mau
jemput disini!Ran,mau tidak temani sampai bapakku datang?boleh ya!,”langsung
tanganku memegang tangan sahabatku dengan sedikit memohon.
“maaf
Nin bukannya tak mau tapi kebetulan mama lagi tunggu belanjaan nih!”,sambil
menunjukkan bawaan yang sedang di pegangnya.
“ya...padahal berharap kamu bisa temani sampai bapakku datang!”
“kan
ada abang,biar dia temani kamu sajalah!,tapi awas jangan macam-macam sama
sahabatku ya!”ancungan tinju yang pas di bagian perut si abang kemudian Rani
berlari menyelamatkan diri dari cubitan si abang.
“Nina,besok
datang lagi kita jalan ke toko,cari sepatu buat
ya!!” sambil berteriak sahabatku berlari ke dalam gang menuju rumahnya.
“awas,
kalau sampai ketemu besok!”abang meringis sambil tersenyum memandang ke arahku.
mulai bingung dengan situasi yang hadapi,tiba-tiba seperti terserang demam”aduh kenapa dia masih
di sini?lama-lama susah bernapas ni,”
bicara sendiri dalam hati.
“Nina,kenapa diam? Bicaralah biar lebih enak,” mulai
tersenyum tapi tak mampu memandang wajah itu.
“mau cerita apa ya?kamu saja yang cerita!”,keringat
tubuh mulai terasa dingin merasuki tulang-tulangku.
Dia terlihat sangat santai menghadapi yang mulai gemetar.
“ suka sama
kamu sudah sejak lama,tapi baru kali ini
di beri kesempatan berdua”.tangannya berusaha meraih tanganku yang sudah
terasa beku.
Berusaha menyembunyikan tangan, berkata”kan semalam
lagi sama-sama!,maaf ya!yang tahu kamu
sudah punya orang yang istimewa dan kalo tidak salah namanya desi anaknya pak
RT disini,”
Sedikit kaget dan sambil tersenyum ” iya namanya desi
tapi itu hubungan sangat sulit,orangtuanya tidak pernah mau dia berhubungan
dengan anak- anak tongkrongan disini,ya termasuk .” tatapan mata yang teduh
menatap ke arahku,seakan-akan memohon untuk mau menerima dia.
“ terus terang
tak suka dengan cara seperti ini! bila memang punya hubungan dengan
seseorang harusnya bang bisa sabar menjalani semuanya “
“ terima kasih de,tapi memang semuanya susah untuk
dijalani,ya seperti air mengalir sajalah “ wajah santai namun suara yang
terdengar pasrah.